KIMIA MEDISINAL (ANTIHISTAMIN)
ANTIHISTAMIN
DEFINISI ANTIHISTAMIN
Antihistamin
adalah zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek histamin terhadap tubuh
dengan jalan memblok reseptor histamin. Antihistamin dan histamin berlomba
untuk menempati reseptor yang sama. Ada empat tipe reseptor histamin, yaitu H1,
H2, H3, dan H4 yang keempatnya memiliki fungsi dan distribusi yang berbeda.
Pada kulit manusia hanya reseptor H1 dan H2 yang berperan utama. Blokade
reseptor oleh antagonis H1 menghambat terikatnya histamin pada reseptor
sehingga menghambat dampak akibat histamin misalnya kontraksi otot polos,
peningkatan permeabilitas pembuluh darah dan vasodilatasi pembuluh darah (Fesdia dan Yenni, 2018).
MEKANISME KERJA
ANTIHISTAMIN.
Mekanisme kerja obat
antihistamin dalam menghilangkan gejala-gejala alergi berlangsung
melalui kompetisi dengan menghambat histamin berikatan dengan reseptor H1 atau
H2 di organ sasaran. Histamin yang kadarnya tinggi akan memunculkan lebih
banyak reseptor H1 . Reseptor yang baru tersebut akan diisi oleh antihistamin.
Peristiwa molekular ini akan mencegah untuk sementara timbulnya reaksi alergi.
Reseptor H1 diketahui terdapat di otak, retina, medula adrenal, hati, sel
endotel, pembuluh darah otak, limfosit, otot polos saluran nafas, saluran
cerna, saluran genitourinarius dan jaringan vaskular. Reseptor H2 terdapat di
saluran cerna dan dalam jantung. Sedangkan reseptor H3 terdapat di korteks
serebri dan otot polos bronkus. Di kulit juga
terdapat reseptor H3 yang merupakan autoreseptor, mengatur pelepasan dan
sintesis histamin. Namun, peranan dalam menimbulkan gatal dan inflamasi masih
belum jelas (Fajar, 2001).
DEFINISI HISTAMIN
Histamin
adalah amina dasar yang dibentuk dari histidin oleh histidine dekarboksilase.
Histamin ditemukan pada semua jaringan, tetapi memiliki konsentrasi yang tinggi
pada jaringan yang berkontak dengan dunia luar, seperti paru-paru, kulit, dan
saluran pencernaan. Ada
empat jenis reseptor histamin, namun yang dikenal secara luas hanya reseptor
histamin H1 dan H2. Reseptor H1 ditemukan pada neuron, otot polos, epitel dan
endotelium. Reseptor H2 ditemukan pada sel parietal mukosa lambung, otot polos,
epitelium, endotelium, dan jantung. Sementara reseptor H3 dan H4 ditemukan
dalam jumlah yang terbatas. Reseptor
H3 terutama ditemukan pada neuron histaminergik, dan reseptor H4 ditemukan pada
sum-sum tulang dan sel hematopoitik perifer
(Fesdia dan Yenni, 2018).
Histamin
merupakan salah satu faktor yang menimbulkan kelainan akut dan kronis, sehingga
perlu diteliti lebih lanjut mekanisme antihistamin pada pengobatan penyakit
alergik. Antihistamin merupakan inhibitor kompetitif terhadap histamin.
Antihistamin dan histamin berlomba menempati reseptor yang sama. Blokade
reseptor oleh antagonis H1 menghambat terikatnya histamin pada reseptor
sehingga menghambat dampak akibat histamin misalnya kontraksi otot polos,
peningkatan permeabilitas pembuluh darah dan vasodilatasi pembuluh darah (Saut, 2007).
Dalam
keadaan normal keadaan histamin dalam darah hanya rendah, 50 mg/l sehingga
tidak menimbulkan efek baru bila mast-cells di rusak membrannya sebagai akibat
dari salah satu faktor, maka dibebaskanlah banyak histamin sehingga efek itu
menjadi nyata. Setelah melakukan kegiatannya, kelebihan histamin di uraikan
oleh enzim histaminase dan juga terdapat dalam jaringan. (Tjay dan Rahardja,
2002)
Berdasarkan
penemuan antihistaminika juga dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yakni antagonis
reseptor H1 (singkatnya disebut H1 blokers atauantihistaminika) dan antagonis
reseptor H2 (H2-blokers, zat penghambat asam) H1-blokers
(antihistaminika) memblokir reseptor H1 denganmenyaingi histamin pada
reseptornya di otot licin dinding pembuluh dan dengan demikian menghindarkan
timbulnya reaksi alergi. Khasiat lainnya menciutkan bronchi, saluran cerna,
kandung kemih dan rahim, terhadap ujung saraf (gatal-gatal, flare reaction)
serta terhadap efek histamin pada kapiler. Kebanyakan antihistaminka termasuk
dalam kelompok ini.). H2
blokers (penghambat asam). Obat-obat dari kelompok inimenghambat secara
selektif efek histamin terhadap reseptor H2 dilambung dengan jalan persaingan.
Efeknya adalah berkurangnya hipersekresi asam klorida, juga mengurangi
vasodilatasi dan turunya tekanan darah. Sejauhini khusus digunakan pada terapi
tukak lambung dan usus gunamengurangi sekresi 3Cl dan pepsin, juga sebagai
tambahan pada terapi dengan prednison penghambat asam yang banyak digunakan
adalah simetidin,ranitidine, famotidin, nizatidin dan roxatidin (Tjay dan
Rahardja, 2002)
RUMUSAN MASALAH
- Bagaimana efek samping dari antihistamin?
- Mengapa antihistamin ini tidak boleh diminum berbarengan dengan alcohol dan pil tidur?
- Bagaimana untuk menentukan obat antihistamin apa yang paling baik?
DAFTAR PUSTAKA
Fajar Arifin Gunawijaya. 2001. Manfaat Penggunaan Antihistamin Generasi
Ketiga. Jurnal Kedokteran Trisakti. 3 (20) : 124-129.
Fesdia, S dan S.W. Yenny. 2018. Antihistamin terbaru
dibidang dermatologi. Jurnal Kesehatan Andalas.
Saut, S.P. 2007. Mekanisme Antihistamin
pada Pengobatan Penyakit Alergik: Blokade Reseptor–Penghambatan
Aktivasi Reseptor. Majalah Kedokteran Indonesia,
Volume:
57, Nomor: 4.
Tjay, H.T dan K. Rahardja.
2002. Obat-obat Penting Khasiat,
Penggunaan, dan Efek-efek Sampingnya.
Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Baik lah disini saya akan mencoba menjawab soal no satu adapun efek sampaing dari antihistamin adalah sebagai berikut :
BalasHapus1. Mengantuk
2. Mulut kering
3. Disfagia
4.Pusing
5.Sakit kepala
6.Nyeri perut
7.Sulit buang air kecil
8.Mudah marah
9.Penglihatan kabur.
Baik lah pada kesempatan ini saya akan menjak pertanyaan no 2
BalasHapusMenurut saya mengapa tidak boleh di konsumsi secara bersamaan karena efek samping nya begitu besar
Baiklah saya disini ingin mencoba menjawab pertanyaan dari no 3, obat antihistamin yang paling baik itu tergantung dari orangnya, beda orang beda pula kebutuhan dan efek samping obatnya, ada yang merasa obat tertentu bekerja lebih baik untuk dirinya sementara orang lain tidak mendapatkan efek yang sama, maka minta saran dokter karna tidak semua antihistamin cocok untuk semua orang
BalasHapusAntihistamin no 2 : karena jika obat ini dicampur dngn alkohol maka dpat menyebabkan mengantuk dan memicu terjadinya kecelakaan, alkohol dan obat tidur merupakan kategori obat penenang, bila kedua ny dikonsumsi bersamaan akan mengganggu kualitas tidur kalian
BalasHapusSaya akan mencoba menjawab permasalahan no 3,
BalasHapusMenurut saya jawaban no 3 antihistamin yaitu untuk obat antihistamin generasi pertama yaitu : diphenhydramine, chlorpheniramine, clemastine, promethazine dan obat antihistamin generasi kedua yaitu cetirizine, loratadine, fexofenadine
Malam delvia, contoh obat antihistamine apa ya mnml 4 Terima kash
BalasHapusTerimakasih atas pertanyaannya kk, menurut saya contoh obat antihistamin yaitu diphenhydramine, chlorpheniramine, clemastine, promethazine, cetirizine, loratadine
Hapusbaiklah saya akan menjawab pertanyaan nomor 1 , bahwa efek sampin dari obat anti histamin adalah membuat pusing, membuat ngantuk dan juga aada rasa kering pada tenggorokan dan mulut
BalasHapusHello kak...
BalasHapusSaya sedikit kurang paham mengenai pemaparan antihistamin.. Saya mohon berikan penjelasan yang mudah dan sertakan contoh nya dalam kehidupan sehari hari..
Apakah antihistamin ini merupakan hal positif atau sebaliknya bagi tubuh.. ??
Terimkasih kak
Baiklah antihistamin adalah obat untuk meredakan gejala alergi. Misalnya alergi pada kulit, alergi pada mata, alergi pada makanan dan lain sebagainya. Dan untuk contoh obatnya yaitu Chlorpheniramine, Cyproheptadine, Hydroxyzine, Ketotifen, Promethazine
HapusBaiklah pada permsalahan no 3 obat antihistamin yang baik itu tergantung dari kekebalan tubuh, setiap orang berbeda obat dan dosis yang butuhkan
BalasHapus